Budidaya Ciplukan Jumbo

Tanaman ciplukan atau yang juga dikenal dengan nama ilmiah Physalis angulate L. merupakan jenis tanaman yang berasal dari benua Amerika dan hingga kini pertumbuhannya sangat pesat dan menyebar di daratan asia dan eropa.

Tanaman Ciplukan memiliki bentuk buahnya yang kecil, apabila sudah masak kemudian buahnya akan tertutup oleh perbesaran kelopak bunga.

Pada umumnya ciplukan banyak ditemukan tumbuh secara liar di daerah persawahan, ditepi hutan maupun tegalan dan perkebunan terutama pada saat musim hujan.

Sesungguhnya tanaman ciplukan ini sangat mudah dibudidayakan dan tidak memutuhkan sistem perawatan yang terlalu rumit.

Selain itu, tanaman ini mengandung senyawa-senyawa aktif seperti saponin, flavonoid, fisalin dan polifenol.

Sehingga dapat dimanfaatkan mulai dari daun, batang hingga buahnya sebagai ramuan obat herbal.

Sayangnya, Tanaman yang kaya khasiat bagi kesehatan ini mungkin masih sangat awam bagi sebagian masyarakat, karen buah ini sangat jarang dijual bebas di pasar tradisional maupun pasar modern.

Adapu cara budidaya tanaman ciplukan yang dilakukan dengan memanfaatkan bibit hasil perbanyakan generatif, yakni memerlukan tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :

Penyiapan Benih

  • Benih ciplukan berasal dari buah yang telah berusia lebih dari 2,5 bulan.
  • Buah yang sudah matang dan tua tersebut, apabila dipijit dengan jari maka akan mengeluarkan daging buah yang lunak beserta bijinya.
  • Selanjutnya, biji ini dapat digunakan sebagai benih yang siap disemai.

Penyiapan Media Semai

Proses penyemaian ini dilakukan untuk pembentukan kecambah benih yang akan tumbuh menjadi tanaman ciplukan, Apabila sudah tumbuh, maka daun bibit siap untuk dipindahkan ke area tanah yang lebih luas.

Pada proses ini, tanah yang digunakan harus bertekstur lembut dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup selama proses persemaian.

Penyemaian Benih

Pemeliharaan bibit benih ciplukan pada bak cenderung lebih mudah daripada pemeliharaan benih di bedengan.

Karena untuk menabur benih di bedengan secara langsung harus ditutupi dengan tutup plastik terlebih dahulu untuk menekan penguapan air dari media bibit.

Hal ini bertujuan untuk menghindari paparan panas atau hujan, dan mencegah hama dan penyakit. Ketika bibit sudah berusia 1-1,5 bulan-tua maka siap ditanam dalam tanah.

Penanaman

Bibit Ciplukan yang tumbuh  di persemaian mempunyai akar relatif sedikit, dengan batang masih lunak, dan jumlah daun sekitar 8 lembar.

Benih pada usia ini memiliki kelemahan yaitu akar dan batang yang mudah rusak, dan daun cepat layu.

Oleh karena itu, biji ciplukan perlu dipindahkan secara hati-hati, dan setelah dicabut harus segera ditanam kembali.

Perawatan

Perawatan tanaman ciplukan di daerah penanaman kurang lebih sama dengan budidaya ciplukan yang dilakukan dalam pot.

Penyuluhan tanaman harus segera dilakukan untuk mengganti bibit tanaman yang telah mati.

Melakukan penyiraman tanaman ciplukan secara berlebihan juga tidak baik, karena kebutuhan air yang relatif sedikit.

Pemupukan

  • Pemberian dosis pupuk Fosfor dan Kalium, diberikan pada lubang-lubang yang ada pada tiap tanaman, sedalam penanaman bibit.
  • Berkaitan dengan sifat dan fisik tanaman ciplukan, maka pemupukan dapat menggunakan dosis pupuk yang digunakan pada tanaman tomat.
  • Penggunaan pupuk pada tanaman ceplukan yang ditanam dengan sistem tumpang sari, dapat disesuaikan dengan dosis pupuk yang digunakan bagi tanaman utamanya.

Panen

Buah ciplukan dapat dipanen setiap 2-3 minggu sekali. Apabila budidaya ini berhasil dan berkualitas maka akan mampu menghasilkan buah yang seragam dan matang sempurna.

Pada masa panen, 1 Batang pohon ciplukan mampu menghasilkan hingga 300 buah.