Budidaya Jamur Tiram

Jamur merupakan salah satu tumbuhan yang dapat dibudidayakan dan hasilnya nanti bisa dijadikan olahan makanan. Namun tak sembarang jamur bisa diolah dan diracik menjadi suatu menu makanan yang enak nan mahal harganya.

Salah satu jenis jamur yang bisa dibudidayakan sekaligus diolah itu ialah jamur tiram. Dalam prosesnya terdapat cara budidaya jamur tiram yang perlu diketahui terlebih dahulu, karena setiap jamur tak semuanya bisa ditanam begitu saja.

Untuk mengawali proses pembudidayaan jamur tiram ini ialah dengan memilih bibit yang berkualitas terlebih dahulu.

Dari bibit yang unggul akan memberikan hasil panen yang tak kalah baiknya. Memilih bibit yang bagus ini sangat diperlukan bilamana hanya asal-asalan maka produksi jarum tiram bisa terpuruk bahkan tak dapat tumbuh dalam hasil yang optimal.

Tidak sulit untuk menemukan sekaligus mendapati bibit berkualitas ini yakni dengan membeli di para petani yang telah menyediakan bibit tersebut. Selain itu Anda bisa mendapatkannya dengan membuat sendiri dari bibit F1 atau yang disebut dengan bibit murni.

Tak berhenti begitu saja, saat dimana akan membeli bibit jamur tiram yang terbaik terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti berikut ini:

  • Pilih tempat yang memiliki izin penjualan bibit oleh pemerintah.
  • Pilih bibit yang telah teruji dengan nilai BER atau biological ratio dari jamur itu sendiri yakni untuk jamur tiram sekitar 75%.
  • Pastikan bahwa Miselium yang berwarna putih itu telah tumbuh secara penuh nan merata di media yang telah disediakan.
  • Periksa kembali tanggal dimana bibit tersebut dibuat dan sekaligus tanggal kadaluarsanya.

Bilamana bibit utama telah siap maka yang selanjutnya ialah mempersiapkan media tanam yang cocok nan sesuai untuk tanaman jamur tiram itu sendiri.

Media yang digunakan memiliki beragam unsur dan semuanya harus ada guna mendukung proses pertumbuhan jamur tiram yang maksimal. Bila tidak jamur bisa mati sebelum dipanen dan menjadikan gagal berbudidaya. Untuk itu media wajib dipenuhi dengan beragam komposisinya yakni:

  • Serbuk kayu gergaji sekitar 80%
  • Kapur CaCo3 3%
  • Air bersih 40% hingga 60%
  • Bekatul yang lembut 10% sampai 15%

Setelah semua bahan-bahan untuk media terkumpulkan Anda bisa segera mencampurkannya. Seperti contohnya ialah dengan perbandingan berikut ini yakni dari 100 kg media penanaman jamur tersebut akan diperlukan 80 kg serbuk kayu gergaji, 3 kg kapur dan bekatul dengan berat 10 kg. Semua bahan tersebut diaduk hingga merata, lalu tambahkan air secukupnya.

Agar memastikan bahwa media yang dibuat telah siap dan bisa digunakan dapat diketahui dari bahan yang digenggam oleh tangan tanpa mengeluarkan air dan tak pecah. Dengan demikian semakin membuat cara budidaya jamur tiram semakin memadai dari media tanam yang pas nan sempurna.

Dalam budidaya jamur tiram ini juga membutuhkan sebuah proses fermentasi yang diperuntukkan bagi media tanam saat dimana media tersebut telah selesai diracik. Proses fermentasi ini ialah dengan mendiamkan media tanam selama 5 hingga 10 hari, tepatnya saat dimana suhu media itu menjadi 70 derajat celcius.

Bilamana media tersebut telah selesai maka akan berubah warnanya menjadi cokelat dan kehitaman. Perlu adanya tindakan fermentasi ini bertujuan untuk membunuh bakteri dan jamur liar yang ada di media tersebut sehingga tak mengganggu proses pertumbuhan dari jamur tiram.

Setelah proses fermentasi dilanjutkan lagi dengan sterilisasi yang mana media tersebut dimasukkan ke kantong plastik berjenis polipropilen. Pastikan bahwa media tersebut terbentuk dengan rapi seperti baglog dan ditambahkan bahan lagi berupa sepasang ring yang disumbat oleh kapas lalu ditutup dengan penutupnya agar air tak masuk ke dalam media tanam tersebut.

Proses peletakan media di baglog atau di plastik tersebut harus disimpan lagi di sebuah wadah berupa drum besar yang bisa memuat baglog berukuran kecil tersebut. Saat proses sterilisasi ini berlangsung akan memakan waktu 8 sampai 10 jam dalam ketepatan suhu antara 95 hingga 110 derajat celcius. Setelah selesai, penutup bisa segera dibuka agar media tanam di baglog kembali ke keadaan normal.

Saat proses sterilisasi selesai, baglog tersebut harus dipindahkan ke tempat inokulasi dalam waktu 24 jam. Ruang inokulasi ini harus memiliki sirkulasi udara yang bagus sehingga proses dapat berjalan dengan baik nan lancar. Setelah itu, bibit dapat segera ditanamkan di setiap media tanam yang ada dengan penataan yang serapi mungkin agar nantinya pertumbuhan jamur bisa optimal tanpa harus berdesakan dengan jamur lainnya.

Cara budidaya jamur tiram selanjutnya ialah dengan inkubasi atau disebut dengan pemeraman untuk menjadikan bibit jamur lebih cepat lagi. Termasuk pertumbuhan misellium yang selanjutnya ialah menjaga dan merawat pertumbuhan dari bibit jamur tiram itu menjadi siap dipanen dalam hasil yang maksimal. Bilamana pastikan bahwa dalam masa penanaman bibit bisa dicatat agar bisa mengetahui masa pasti dari jangka penennya.